Rabu, 01 Februari 2017

contoh SAP tanda bahaya nifas

SATUAN ACARA  PENYULUHAN (SAP)
TANDA BAHAYA MASA NIFAS













DISUSUN OLEH
Anna Khairina
Hardyani
Maria Ulfah
Siti Hardianti Hastuti






FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

A.  Identifikasi Masalah
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).

Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998).

Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).

B.     Pengantar
1.        Bidang Studi   : Askrn Nifas dan Menyusui
2.        Topik               : masa nifas
3.        Sub Topik        : Tanda Bahaya pada masa nifas
4.        Sasaran            : Ibu-ibu Hamil
5.        Hari, Tanggal   :
6.        Jam                  : 10.00 WITA
7.        Tempat            : Kelas Ibu Hamil

C.  Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta mampu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

D.  Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
1.      Pengertian masa nifas
2.      Tanda bahaya pada masa nifas
3.      Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4.      Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya pada masa nifas dan ibu nifas agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan mengenali apa yang termasuk dalam tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.

E.     Materi
Terlampir

F.   Media
1.      Materi SAP
2.      Leaflet
3.      Poster
No
TAHAPAN
KEGIATAN
Waktu
Penyuluh
Peserta

1
Pembukaan
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan
Membagi leaflet
Menjawab salam dan mendengar
5 Menit
2
penyajian materi penyuluhan
Menjelaskan Pengertian masa nifas
 Menjelaskan Pengertian tanda bahaya pada kehamilan
 Menjelaskan Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
Menjelaskan penanganan yang  harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
Mendengarkan dan menyimak penyuluhan dengan serius
15 Menit
3
Penutup
Tanya jawab
Mengakhiri penyuluhan
Salam penutup
Mengajukan pertanyaan dan menjawab
5 Menit

G. Proses penyuluhan dan kegiatan

H.    Evaluasi
1.      Prosedur          :           Lisan
2.      Soal                 :           Essay
Pertanyaan: apa yang di maksud dengan tanda bahaya nifas?
Jawaban: Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
Pertanyaan: apa saja tanda bahaya nifas?
Jawaban: a. Pendarahan Post Partum
b. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
c.            Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
d. Nyeri pada Perut dan Panggul
e.            Pusing dan Lemas yang Berlebihan
f. Suhu Tubuh Ibu >380C
g. Penyulit dalam Menyusui: bendumgan ASI, mastitis,                       bendungan payudara

I.       Lampiran Materi
1.      Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2010)

Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal, dijumpai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi (Manuaba, 2007).

Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan mencakup 6 minggu berikutnya. (APN, 2008)

Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari.
2.      Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2011).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
a.       Pendarahan Post Partum
1)      Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
2)      Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
a)      Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b)      Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
3)      Factor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a)      Grandemultipara
b)      Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c)      Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
4)      Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
b.      Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta).
1)      Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Muchtar, 2008):
a)      Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
b)      Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c)      Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d)     Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
e)      Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.
f)       Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.
2)      Tanda dan gejala
a)      Keluarnya cairan dari vagina
b)      Adanya bau yang menyengat dari vagina
c)      Disertai dengan demam > 38oC
3)      Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
c.       Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam Muchtar, 2008).
1)      Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
2)      Tanda dan gejala
a)      Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
b)      Fundus masih tinggi
c)      Lochea banyak dan berbau
d)     Pendarahan
3)      Penanganan
S egera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
d.      Nyeri pada Perut dan Panggul
1)      Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
a)      Demam
b)      Nyeri perut bagian bawah
c)      Suhu meningkat
d)     Nadi cepat dan kecil
e)      Nyeri tekan
f)       Pucat muka cekung, kulit dingin
g)      Anoreksia terkadang muntah
2)      Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas kesehatan.
e.       Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008),  pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan karena tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat.
1)      Tanda dan gejala
a)      Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
b)      Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
c)      Lemas
2)      Penanganan
a)      Lakukan istirahat baring
b)      mineral dan vitamin yang cukup
c)      Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d)     Meminum tablet fe selama 40 hari
e)      Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

f.       Suhu Tubuh Ibu >380C
Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.
1)      Tanda dan gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 380C
2)      Penanganan
a)      Istirahat baring
b)      Kompres dengan air hangat
c)      Perbanyak minum
d)     Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
g.      Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan melakukan masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat. Untuk menghindari putting susu terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008).
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi:
1)      Bendungan ASI
a)      Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada putting susu.
b)      Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
c)      Penanganan
·         Susukan payudara sesering mungkin
·         Kedua payudara disusukan
·         Kompres hangat payudara sebelum disusukan
·         Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
·         Kompret dingin pada payudara diantara menyusui
·         Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.

2)      Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar melalui luka pada putting susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
a)      Tanda dan gejala
·         Payudara membesar dan keras
·         Payudara nyeri, memerah dan membisul
·         Suhu tubuh meningkat dan menggigil
b)      Penanganan
·         Sanggah payudara
·         Kompres dingin
·         Susukan bayi sesering mungkin
·         Banyak minum dan istirahat yang cukup
3)      Abses payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).


J.      Daftar pustaka
Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.

Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka